Bahkan anemia ringan - kadar hemoglobin yang rendah dalam darah - dapat meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit Alzheimer dan jenis demensia lainnya, sebuah studi baru menemukan. Penelitian Belanda yang sama juga menemukan korelasi antara risiko demensia tinggi dan kadar hemoglobin darah tinggi.
"Dengan sekitar 10% orang berusia di atas 65 mengalami anemia di Amerika dan Eropa, dan hingga 45% di negara-negara Afrika dan Asia Tenggara, hasil ini dapat memiliki implikasi penting untuk beban demensia," catat penulis penelitian utama M. Arfan Ikram, dari Pusat Medis Erasmus di Rotterdam, Belanda.
Hemoglobin merupakan sebuah protein yang ada didalam sel darah merah yang kemudian mengangkut oksigen. Studi baru mencakup lebih dari 12.000 orang rata-rata berusia 65 tahun. Tak satu pun dari peserta memiliki demensia pada awal penelitian. Tingkat hemoglobin diukur pada awal penelitian dan 6% dari peserta ditemukan memiliki anemia.
Kesehatan para peserta kemudian dilacak selama rata-rata 12 tahun. Selama waktu itu, 1.520 mengembangkan demensia, termasuk 1.194 yang didiagnosis menderita penyakit Alzheimer, menurut laporan yang diterbitkan secara online pada 31 Juli di Neurology. Studi ini tidak dirancang untuk membuktikan sebab dan akibat.
Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang dengan anemia adalah 41% lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit Alzheimer dan 34% lebih mungkin untuk mengembangkan semua jenis demensia daripada mereka yang tidak anemia, tim melaporkan jika beberapa orang menyukai permainan situs poker online.
Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang dengan anemia adalah 41% lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit Alzheimer dan 34% lebih mungkin untuk mengembangkan semua jenis demensia daripada mereka yang tidak anemia, tim melaporkan jika beberapa orang menyukai permainan situs poker online.
Dalam temuan lain, orang dengan kadar hemoglobin yang tinggi juga lebih mungkin untuk mengembangkan demensia. Mereka yang memiliki tingkat tertinggi adalah 20% lebih mungkin untuk mengembangkan demensia daripada mereka yang memiliki tingkat di tengah. Mereka yang memiliki kadar hemoglobin terendah adalah 29% lebih mungkin untuk mengembangkan demensia daripada mereka yang memiliki kadar di tengah, penelitian menemukan.
Dalam rilis berita jurnal, Ikram menambahkan bahwa temuan itu bisa signifikan, mengingat bahwa "prevalensi demensia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat selama dekade berikutnya, dengan peningkatan terbesar yang diprediksi di negara-negara di mana tingkat anemia adalah yang tertinggi."
Namun, pertanyaan tentang bagaimana kadar hemoglobin mempengaruhi risiko demensia masih belum jelas.
Namun, pertanyaan tentang bagaimana kadar hemoglobin mempengaruhi risiko demensia masih belum jelas.
"Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah kadar hemoglobin memainkan peran langsung dalam peningkatan risiko ini atau apakah hubungan ini dapat dijelaskan oleh masalah mendasar atau perubahan vaskular atau metabolisme lainnya," jelas Ikram. Satjit Bhusri adalah ahli jantung di Lenox Hill Hospital di New York City. Melihat dari temuan tersebut, ia menekankan bahwa peran hemoglobin sebagai pengangkut oksigen ke otak mungkin menjadi kunci.
"Kehilangan oksigen cepat atau lambat akan menyebabkan penurunan kognitif dan bermanifestasi sebagai demensia," katanya. Sebaliknya, kata Bhusri, "peningkatan hemoglobin adalah reaksi terhadap beberapa penyakit yang mendasarinya. Penyakit itu memaksa tubuh untuk memproduksi lebih banyak hemoglobin. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan ketebalan darah dan aliran darah ke otak yang buruk."
Ahli lain percaya bahwa temuan ini harus menjadi pengingat bagi dokter untuk memperhatikan bahkan anemia ringan ketika itu terjadi.
"Saya pikir dokter sebaiknya tidak menghapuskan anemia ringan pada kelompok umur apa pun, karena itu jelas berhubungan dengan disfungsi otak dari waktu ke waktu," kata Dr. Guy Mintz. Ia mengarahkan kesehatan jantung di Rumah Sakit Jantung Sandra Atlas Bass Northwell Health di Manhasset, N.Y.
"Saya pikir dokter sebaiknya tidak menghapuskan anemia ringan pada kelompok umur apa pun, karena itu jelas berhubungan dengan disfungsi otak dari waktu ke waktu," kata Dr. Guy Mintz. Ia mengarahkan kesehatan jantung di Rumah Sakit Jantung Sandra Atlas Bass Northwell Health di Manhasset, N.Y.
Mintz juga mencatat bahwa banyak peserta dalam penelitian ini masih berusia 60-an dan 70-an, jadi "kita tidak melihat pada kelompok pasien lanjut usia yang lemah." Sedangkan untuk orang dengan kadar hemoglobin tinggi, ia percaya bahwa dalam banyak hal ini terjadi sebagai respons terhadap kebiasaan merokok. Jadi, hubungan antara kadar hemoglobin dan demensia "dapat menjadi alat motivasi lain untuk membuat pasien berhenti merokok," kata Mintz.
Suka dengan artikel kesehatan ufogoal? Ingin tau lebih banyak info menarik soal kesehatan yang dapat membantumu ? Ikuti blog kami dan dapatkan lebih banyak lagi artikel kesehatan lainnya.

Comments
Post a Comment